Komunikasi alternatif dan suportif (AAC) adalah sekelompok metode yang memungkinkan orang yang tidak bisa berkata-kata atau berbicara sampai batas tertentu untuk berkomunikasi dengan lingkungan. Ini melibatkan penggunaan tanda-tanda dalam komunikasi berdasarkan gerak tubuh, gambar, simbol, dan objek. AAC membantu orang dengan gangguan bicara untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan membuat keputusan mandiri.
Komunikasi alternatif dan suportif disebut juga AAC, yaitu dari bahasa Inggris: Komunikasi Augmentatif dan Alternatif. Ini mencakup semua metode komunikasi yang menggunakan tanda non-verbal: gerakan (misalnya bahasa isyarat), tanda grafik (gambar, piktogram, simbol), objek (misalnya blok kata). Tujuannya adalah untuk mengaktifkan atau memfasilitasi komunikasi bagi penderita gangguan bicara.
Komunikasi alternatif dan suportif - untuk siapa?
AAC paling sering digunakan pada orang dengan cerebral palsy, autisme, retardasi mental, dan stroke. Pengguna metode komunikasi alternatif dan suportif dapat berupa anak-anak, remaja dan dewasa.
Pemilihan metode yang sesuai dibuat oleh tim spesialis yang dalam setiap kasus mengembangkan sistem komunikasi individu. Bergantung pada tingkat kecacatan orang tertentu dan spesifisitas penyakit, dokter menentukan jenis tanda yang digunakan, memberikan alat bantu yang diperlukan (papan, buku, perangkat elektronik), dan memberikan instruksi terperinci kepada pasien dan pengasuhnya.
Baca juga: Apa itu komunikasi verbal?
Baca juga: Sindroma Down - penyebab, perjalanan, diagnostik Cerebral palsy - jenis cerebral palsy Cerebral palsy Stroke iskemik (infark serebral): gejala, penyebab, pengobatan, efekKomunikasi alternatif dan suportif - perbedaan
Meskipun tujuan kedua metode komunikasi ini sama - membantu penyandang disabilitas - ada beberapa perbedaan di antara keduanya.
Komunikasi alternatif digunakan dalam kasus orang yang benar-benar kehilangan kemampuan berbicara, misalnya akibat stroke, atau tidak pernah mendapatkannya dan tidak dapat mempelajarinya. Pada pasien seperti itu, metode alternatif dimaksudkan untuk sepenuhnya menggantikan bahasa lisan.
Komunikasi suportif didedikasikan untuk orang-orang yang menggunakan ucapan dengan cara terbatas, misalnya berbicara dengan cadel. Kemudian bantuan tersebut terdiri dari memperkaya keterampilan komunikasi mereka dan memfasilitasi komunikasi mereka.
Komunikasi alternatif dan suportif - jenis metode
Ada 3 kelompok utama metode komunikasi di AAC:
- sistem isyarat manual - komunikasi terjadi melalui gerak tubuh, misalnya bahasa isyarat, fonogestos, Makaton, Coghamo; jenis komunikasi ini hanya efektif untuk pasien yang tidak memiliki masalah motorik;
- sistem tanda grafis - simbol Bliss, PIC, PCS, Piktogram Rebus, metode komunikasi yang difasilitasi (untuk orang dengan autisme), program MÓWik;
- sistem tanda spasial-taktil - blok kata Premacka, alfabet Lorm.
Seperti yang ditekankan oleh para spesialis, tidak ada satu metode komunikasi universal yang akan efektif dalam kasus semua jenis kecacatan. Pilihan metode komunikasi sangat bergantung pada karakteristik individu dari orang tertentu, kecenderungan, keterampilan, dan preferensi pribadi mereka. Terkadang hasil terbaik dicapai dengan menggunakan beberapa metode komunikasi secara bersamaan.
Komunikasi alternatif dan suportif - penggunaan teknologi modern
Semakin sering, komunikasi antara penyandang disabilitas dimediasi oleh perangkat elektronik: synthesizer ucapan, perangkat dengan rekaman ucapan, komputer dengan layar sentuh, pointer, serta mouse dan keyboard yang dirancang khusus untuk memfasilitasi navigasi. Mereka adalah yang paling nyaman digunakan dan paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan orang dengan gangguan motorik.
Ada juga program komunikasi AAC yang tersedia untuk komputer, tablet, dan smartphone. Contohnya adalah MÓWik - aplikasi untuk perangkat Android yang memungkinkan komunikasi menggunakan tabel yang sudah jadi dengan simbol.
Patut diketahuiBerkat penggunaan teknologi modern di AAC, bahkan penyandang disabilitas ekstrem pun dapat mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan pandangan mereka, serta juga berperan aktif dalam kehidupan publik. Contoh paling mencolok adalah kisah Stepehen Hawking, seorang astrofisikawan Inggris yang telah menderita sklerosis lateral amiotrofik sejak usia 21 tahun. Kemajuan penyakit menyebabkan kelumpuhan totalnya.Meskipun demikian, ilmuwan dapat berkomunikasi dengan lingkungan menggunakan penyintesis suara tingkat lanjut. Hingga tahun 2005, dia menavigasi menggunakan tangannya, berkat itu dia dapat menghasilkan hingga 15 kata per menit. Saat ini, karena kelumpuhan progresif, ia mengoperasikan komputer dengan otot pipi. Bersama para ilmuwan, dia mengerjakan sebuah sistem yang akan mampu menerjemahkan impuls yang berasal dari otaknya ke dalam ucapan.
Artikel yang direkomendasikan:
Sindrom Asperger: Penyebab, Gejala, PengobatanArtikel yang direkomendasikan:
Komunikasi alternatif dan suportif